Cinta dan Terima Kasih dalam Kultur Bugis

Bahasa menunjukkan bangsa, begitu kata orang-orang. Contohnya adalah jikalau mau melihat seberapa besar pengaruh sebuah benda bagi suatu bangsa maka bisa dilihat dari seberapa banyak jenis kata yang digunakan untuk mewakili benda yang sama, Seperti orang Inggris yang menyebut rice untuk kata yang dalam bahasa indonesia bisa berarti padi, beras, atau gabah. menunjukkan bahwa orang inggris tidak begitu mengenal padi dan turunannya, sebaliknya orang indonesia adalah negeri yang makanan pokoknya beras jadi punya kata yang berbeda kata untuk mewakili padi,beras atau gabah.

Dalam bahasa bugis jauh lebih banyak lagi, untuk rice, padanannya bisa ase’,rese’, gaba,bine, berre’, benni, dan nanre.

Tapi ada hal yang aneh dalam bahasa bugis, tak ada kata yang sepadan dengan kata cinta atau love dalam bahasa Bugis. Dalam bahasa Bugis justru kata suka, sayang, cinta diwakili oleh sebuah kata saja yaitu, mappoji, yang lebih dekat artinya dengan suka. Apakah ini berarti orang bugis tidak mengenal cinta, atau tidak romantis? Beberapa orang Bugis yang ditanya punya beberapa reaksi, ada yang cuma bilang “iya ya,ndak ada ya'”, atau “baru juga saya perhatikan kalo ndak ada”, yang lain ada juga yang bilang begini, katanya secara filosofis, bagi orang bugis cinta itu tidak harus dilisankan, tapi untuk dibuktikan.

Tapi bukan hanya itu kata penting yang tak dipunyai orang Bugis, kata yang lain adalah terima kasih, saya membayangkan apa yang diucapkan nenek moyang orang bugis dulunya untuk mengekspresikan rasa terima kasihnya sebelum menyerap kata terima kasih dari bahasa melayu. Dalam prakteknya jika tetangga memberikan kaju tettu’ (sayur tumbuk), maka mangkoknya akan pulang berisi nasu bale (sop ikan), atau kalau tak bisa memberi balik paling berkata : “minta maaf, ndak ada isinya kembali”. Kembali ada yang mengatakan bahwa, rasa terima kasih bagi orang bugis tak harus dilisankan tapi dibalas dengan perbuatan baik yang setimpal.

Hal yang cukup aneh karena sebenarnya yang sebaiknya tak dilisankan adalah kata-kata kasar, dan orang Bugis punya banyak kata umpatan, salah satunya yang paling populer adalah T****O

Saya tertarik dengan dua kata ini kembali, karena kemarin setelah membaca buku The True Power of Water, karya : Masaro Emoto disitu disebutkan bahwa air bereaksi terhadap lingkungan sekitar, termasuk terhadap musik, kata-kata atau tulisan.Jika dia mendengarkan lagu yang merdu, maka akan membentuk kristal air, jika lagu rock, dia tetap tak berubah, jika diperlihatkan kata-kata atau tulisan yang baik maka dia akan membentuk kristal yang indah, di buku yang diberi kata pengantar oleh Aa Gym itu, disebutkan bahwa kata-kata yang paling berpengaruh dan memeperlihatkan bentuk kristal hexagonal yang paling indah adalah cinta-terima kasih, dalam berbagai bahasa, Inggris, Jerman, Korea, dan Jepang.

Entah ini ada hubungannya apa nggak, tapi sekitar 70 % tubuh manusia adalah air, dan tentu sebagai manusia, orang bugis menyukai frase itu, tapi kenapa mereka tak mempunyainya. Ini adalah hal yang aneh, bagaimana mungkin orang bugis yang punya sastra klasik Lagaligo,salah satu epos terbesar didunia, yang sebagian besar isinya berisi tentang cinta antara Sawerigading dan Wecudai,tapi tak punya kata padanan untuk cinta. Ataukah memang justru tak ada dalam budaya bugis yang harus diwakili oleh kata cinta dan terima kasih. Mungkin ini hanya salah paham saja. Seperti kata Pelras dalam buku The Bugis, orang bugis adalah suku yang paling banyak disalahpahami termasuk oleh orang-orangnya sendiri. Atau apa yang juga disebut Pelras bahwa orang Bugis memang hidup dalam kontradiksi dan itulah yang membuat mereka bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan apapun. Wallahu a’lam.

Ahmad A
–> Ugi Rappeng
Tulisan ini pernah saya upload juga di blog sy yang lama.

Published by taroada

Engineer | Manunited Fans | Indonesia | Edinburgh

7 thoughts on “Cinta dan Terima Kasih dalam Kultur Bugis

  1. Cinta juga butuh diungkapkan bukan pak bagi wanita? Apa mappoji dipakai sewaktu menyatakan cinta ke wanita atau hanya menyatakan suka dalam arti objektif? seperti saya suka makan apel?

    Like

  2. “Cinta juga butuh diungkapkan bukan pak bagi wanita? Apa mappoji dipakai sewaktu menyatakan cinta ke wanita atau hanya menyatakan suka dalam arti objektif? seperti saya suka makan apel?”

    Kata pak Mario Teguh sih perlu diungkapkan, Mappoji dipakai untuk semua yang mewakili rasa suka, sayang, dan cinta. Kata mappoji dipakai untuk rasa suka terhadap semua hal termasuk apel

    Like

  3. kata cinta didalam suku bugis biasanya diungkapkan dengan maggaligo/pantung ‘kaya orang melayu,,sedangkan kata terimakasi = KURUSUMANGE..contoh,,kurusumange daeng engkaki leppang akki bolaku,addampeng2ki tejjali tettapere banna mase-mase.

    Like

  4. Si vous n’êtes cristaux sont une maison guilhot perpignan occupé à faire que je crois location les frais
    augmentation des ventes de cheveux circulent à votre tour
    indiqué que des approbation de prêt

    maison retraite croix rouge perpignan

    maison horticole perpignan

    maison a vendre perpignan et alentours

    maison vacances piscine perpignan

    maison familiale rurale perpignan

    Like

  5. You’re so awesome! I do not believe I’ve truly read anything like this before.
    So good to discover somebody with some original thoughts on this
    issue. Seriously.. thank you for starting this
    up. This site is one thing that’s needed on the web, someone with a little originality!

    Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

The Daily Post

The Art and Craft of Blogging

WordPress.com News

The latest news on WordPress.com and the WordPress community.

Dwiki Setiyawan's Blog

Pencerah Langit Pikiran

Tofan Fadriansyah

Just another WordPress.com weblog

%d bloggers like this: