Oleh-oleh Malaysia (bag. 1 Selamat datang di Malaysia )

Inilah malaysia, saya mendarat bersama pesawat Malaysia Airlines, disiang yang terik diatas landasan bandara Kuala lumpur international airport. Sebelum pesawat menyentuh bumi, tampak kelapa sawit berbaris rapi yang menghampar hijau memenuhi lahan kosong. Malaysia seperti juga indonesia adalah penghasil minyak sawit terbesar di dunia. Tak ada yang istimewa dan tak ada yang rasanya spesial, ketika pesawat telah mendarat, dalam masa taxi pesawat bergerak kearah terminal kedatangan, tapi tak lama kemudian sudah mulai nampak ada trem yang melintas dan tenggelam kembali kebawah tanah, satu hal yang berbeda dengan dengan di Jakarta. Setelah pesawat berhenti dengan sempurna dan lampu tanda keledar telah dimatikan (seperti kata pramugarinya, hehe), saya turun dan berjalam masuk terminal kedatangan, rasanya sangat lapang, dan ternyata pengambilan bagasi dan imigrasi berada pada tempat yang lebih jauh. Saya harus berjalan kaki dan naik trem untuk menuju keterminal yang satunya lagi untuk pemeriksaan imigrasi dan pengambilan bagasi. Setelah selesai dengan semua urusan, saya keluar dan berharap bertemu orang yang akan menjemput. Seorang gadis manis berjilbab memegang board bertulis Mr. Ahmad amiruddin menunggu dengan senyum mengembang khas melayu. Saya tersenyum menunjuk papan yang dia pegang, dan menunjuk kearah saya juga, dia menunjuk jalan keluar tempat saya akan bertemu dengannya, dua bangsa serumpun akan bertemu dalam suasana hangat, hehehe.
“saya zaenab” katanya, disana telah ada menunggu juga yang dari Lagos, “mau membeli kard handphone?”, iya saya bilang.
sayapun diarahkah kekonter pembelian kartu perdana DIGI, disana juga telah ada Najmi, teman Zaenab dari travel yang meng-arrange kedatangan peserta kursus yang diselenggarakan oleh TNB Malaysia.
Kalo mau menelpon ke Indonesia tekan 1330062 plus kode HP yang dituju, very cheap, kata mbak2 ciknya yang berjualan.

Oleh Najmi, saya dan teman saya dari Lagos Nigeria diantar untuk mengambil taksi menuju Selangor, jarak Selangor sekitar sejam dari Kuala Lumpur. Teman saya yang dari Nigeria bernama Junaid Babatunde Ahmed, seorang engineer di perusahaan listriknya Nigeria, dia masih berusaha beradaptasi dengan waktu di Malaysia, 14 jam perjalanan dari Nigeria, sekali transit di Dubai membuat kawan ini nampak lebih menyeramkan dari aslinya, hehehe, tapi nampaknya dia orangnya lucu, selucu orang-orang Afrika ketika mencetak gol di Liga Primer. Babatunde heran dengan komunikasi saya dengan sopir taksi, bahasa kami sama saya bilang, rumpunnya sama, jadi Bahasa Indonesia dan Malaysia akarnya sama, meski berbeda dalam dialeknya.

Jalanan di Kota Kuala Lumpur cukup lengang, lowong dan luas, negara dengan penduduk hanya 25 juta jiwa ini, telah melangkah cukup jauh dalam pembangunannya, satu-dua motor nampak lewat di pinggiran jalan tol, dibahu jalan tersedia tempat berteduh buat pengendara motor, tak perlu berkumpul di bawah jembatan ketika hujan, heheh (ini pengalaman pribadi saya).

Sesampai dihotel telah ditunggu oleh Cik Haji Hasan, fasilitator kegiatan Training Power Plant. Hotel Recidence tempat saya menginap terletak di dalam kompleks universitas tenaga nasional (uniten) milik TNB Malaysia. Sampai dikamar, hari masih sore. Waktu Malaysia sama dengan Waktu Indonesia Tengah, meskipun letaknya sejajar dengan Sumatera, jadi di sore jam 5 pun Matahari masih tersenyum dengan sempurna. Saat saya sedang training, orang-orang Jakarta sedang berusaha untuk meniru Malaysia dengan menyatukan Waktu seluruh Indonesia menjadi Waktu Indonesia Tengah, sehingga 190an juta penduduk Indonesia harus bangun lebih pagi dari biasanya dan berangkat kerja dan bermacet-macet lebih pagi lagi, alasannya cukup simpel supaya jam pasar kita sama dengan Malaysia dan Singapura.

Kembali kecerita, Karena lapar, saya jalan-jalan ke kantin, kantin agak sepi karena hari itu hari minggu. Saya memesan Nasi Goreng Ikan Masin (Masin = Asin), harganya RM 4,5, 1 RM = IRD 3000. Cukup murah meskipun tak murah-murah amat.

Sehabis makan saya balik lagi ke hotel, beristirahat. Sambil tidur-tiduran saya menonton TV Malaysia. Sebuah acara ajang pencarian bakat sedang berlangsung disana. Para kontestannya sedang berusaha untuk menghapal lagu-lagu yang dilatihkan, dan lagu-lagu yang mereka nyanyikan adalah lagu-lagu Indonesia, lagunya Rossa dan Astrid, bahkan Astrid spesial diundang ke Malaysia untuk mengajar salah satu kontestan bernyanyi. Hebatnya artis Indonesia. Bahkan Kris Dayanti yang sudah diganti 2 kali oleh Anang masih dianggap cantik oleh mereka 🙂

(bersambung)

Salam

– Oleh-Oleh Palangkaraya

– Oleh-Oleh Malaysia Bag.2

 Liburan Mamuju

– Oleh-Oleh Belitong

Published by taroada

Engineer | Manunited Fans | Indonesia | Edinburgh

4 thoughts on “Oleh-oleh Malaysia (bag. 1 Selamat datang di Malaysia )

Leave a comment

The Daily Post

The Art and Craft of Blogging

WordPress.com News

The latest news on WordPress.com and the WordPress community.

Dwiki Setiyawan's Blog

Pencerah Langit Pikiran

Tofan Fadriansyah

Just another WordPress.com weblog