Awalnya judul berita di media TV adalah, “Pengepungan Noordin M. Top”, setelah itu judulnya meningkat tensinya menjadi “Noordin M. Top Tertembak“, sesaat setelah police line dipasang di sekitar rumah Mozahri yang hampir hancur lebur itu, judul berita menjadi “Noordin M. Top Tamat“, sehari setelahnya judulnya menjadi “Noordin M. Top Tamat ?” dengan tanda tanya dibelakangnya, sekarang judulnya menjadi tambah kabur ” Memburu Noordin M. Top“.
Sebelumnya media telah memastikan itu adalah Noordin M. Top, alasannya adalah karena pada saat ditanya ” siapa didalam?” dijawab ” Noordin M. Top”. Tentu sebagai orang biasa kita akan ketawa kalau Noordin selugu itu. Seorang teman kemudian bercanda dengan mengatakan bahwa ketika aparat melihat ada gerakan, ditanyanya penghuni didalam ” Noordin apa kucing?”, dan dijawab oleh penghuninya ” kucing, meooong”.
Berita penangkapan yang berlangsung selama 18 jam tersebut, diliput dengan sangat intens oleh media TV, khususnya Metro TV dan TV One, keduanya berlomba untuk memberikan laporan terdekat dari lokasi, masing-masing memasang label eksklusif. Kita sebagai pemirsa tentu berdebar-debar menanti akhir penyerbuan itu, yang ternyata berakhir anti klimaks dan kabur. Kata Neta S. Pane dari IPW, jangan lagi kepolisian mempertontonkan kebobrokan seperti peristiwa Temanggung.
Seperti dikemukakan pak Veven S. Wardhana dalam jagad televisi Indonesia Rumor itu menjadi Humor. Densus 88 melakukan penyerbuan ke sebuah rumah di Temanggung adalah Fakta, tapi bahwa yang di dalam rumah adalah Noordin adalah rumor, bahkan bahwa yang didalam rumah adalah seorang teroris masih rumor, dan rumor itu kini telah menjadi lelucon.