Kisah Pencari Kerja (Bag. 2/2)

Baca juga Kisah Pencari Kerja Bag. 1

Kisah Pencari Kerja (Bag. 2)

Tes Kerja (2004)

Periode ini saya berangkat ke Jakarta, mungkin kalau Makassar kurang berkenan mengapprove aplikasi saya, Jakarta tempat yang kutuju, Sutiyoso mudah-mudahan berkenan menerima saya didaerahnya, sebagai seorang tenaga potensial siap kerja (kembali bahasa keren dari pengangguran).

Dua Minggu di Jakarta, saya dapat panggilan dari dua perusahaan pada hari yang sama, waktu itu hari rabu dan diundang untuk test hari kamis besoknya, kedua perusahaan itu adalah PT LPD di cibitung dan PT T di Simatupang, PT LPD bergerak di bidang manufaktur sedang PT T adalah sebuah perusahaan kontraktor mining, LPD adalah perusahaan korea dan PT T adalah perusahaan Australia.

Kebetulan orang dirumah tempat saya menumpang tidak tahu jalan ke Simatupang, mereka tahunya jalan ke Cibitung, aksesnya lewat mana, jadi pada hari kamis saya berangkat ke cibitung, dan test disana. Pada saat istirahat siang selepas test pertama, tiba-tiba saya HP saya bergetar, dapat telpon dari HRD PT T

HRD  : Hallo, anda kami undang hari ini untuk test dikantor, kenapa anda tidak datang?
Saya : Aduh maaf bu, saya tidak tahu jalan kesana
HRD : anda kurang inisiatif ya
Saya : Bisa ndak dijadwal ulang bu
HRD : Oke, andakami jadwal selasa depan jam 9, ya

Saya menyanggupinya, hari itu saya lolos test di LPD sampai test ke-2, tinggal 1/4 jumlah peserta dari yang ikut pertama, hari jum’atnya saya test lagi, dan lolos bersama 4 orang lainnya.Dua orang kemudian tidak jadi masuk, karena buta warna dan yang satunya karena dapat ditempat lain.

Hari senin pekan berikutnya, saya dapat telpon dari HRD PT LPD (orang HRD yang menelpon saya ini, lebih dulu keluar daripada saya disana), mengatakan kalau orang Korea-nya mau ketemu jam 9 pagi besoknya, dan itu berarti berbenturan dengan jadwal tes saya di PT T, sayapun beralasan bagaimana kalau jamnya diundur ke jam 2 siang, karena saya mau menjemput orang tua (sebuah ide berbohong yang muncul tiba-tiba, entah ini bakat darimana), kemudian HRD PT LPD pun membolehkan.

Ternyata ada teman saya yang tinggal di sekitar simatupang, dan saya menginap ditempatnya, sebelumnya saya masih menelpon ke PT T agar tesnya dimajukan waktunya ke jam 8 pagi, dan dia tidak berkeberatan, saya berharap bisa mengejar waktu tiba jam 2 ke LPD.

Malam test, saya survey lokasi, dan sudah membuat tanda X besar di jidat saya, dimana kantornya berada. Besoknya pada hari selasa, saya sudah berpakaian rapi dan bersiap berangkat ke PT T, saya singgah sarapan bubur ayam. Tiba-tiba HP saya berdering sebuah telpon dari LPD agar saya kesana karena orang Koreanya maunya ketemu jam 9. Inilah nasibku kupikir, kutelpon ke PT T dan minta maaf nda bisa datang, sebuah nada marah terdengar diujung telpon, “anda tidak konsisten dengan janji anda” katanya. Saya naik taksi ke LPD, dan ternyata saya ketemu koreanya jam 2 siang juga, nasib menggariskan begitu.

Dua minggu saya bekerja di PT LPD, saya stress dengan tekanan kerja dan jenis pekerjaannya, saya masih merindukan jenis pekerjaan yang tidak jauh dari motor listrik, trafo, atau yang semacamnya. Dengan sedikit nekat saya menelpon lagi ke PT T, kembali si ibu yang ngangkat,

Saya : Hallo, saya ahmad amiruddin, saya yang kemarin diundang untuk tes
HRD  : iya, kenapa pak ahmad?
Saya : saya bisa ndak dijadwal lagi bu untuk wawancara?
HRD  : waduh ndak bisa lagi pak, anda sudah dua kali kami undang dan tidak hadir, waktu itu expatnya sudah
menunggu tapi anda tidak hadir
Saya : saya minta maaf bu, tapi kalau ada posisi kosong tolong saya dihubungi ya
HRD  : memangnya kenapa dengan posisi anda sekarang?
Saya : pekerjaannya tidak banyak berhubungan dengan teknikal bu
HRD  : Jadi anda carinya yang teknikal ?
Saya : iya bu
HRD  : posisi yang kami tawarkan juga tidak berhubungan dengan teknikal
Saya : ?*&&%#
Akhirnya saya menghabiskan waktu saya di LPD selama 3 tahun disana
Pelajaran 3 : Ngotot sih ngotot, ngoyo sih ngoyo, tapi kalau sudah jalannya akan begitu akhirnya

Seminggu sebelumnya saya test di sebuah perusahaan distributor UPS di kelapa gading, atas rekomendasi senior yang pernah bekerja disana. Test tertulisnya adalah rangkaian listrik, sebuah hal yang tidak sulit untuk orang yang baru setahun lulus kuliah. Setelah tahap itu, sayapun diwawancara oleh user-nya, salah satu pertanyaan yang saya ingat betul adalah : ” Bagaimana anda menangani konflik dalam pekerjaan?”
saye menjawab ” saya belum pernah bekerja, dan karenanya saya tidak pernah berkonflik”
usernya bingung, sayapun bingung, kenapa jawaban ndeso itu keluar, dan hasilnya mudah ditebak, tidak ada telpon, email, atau surat, just let you know that we didn’t need employee like you
Pelajaran 4 : Jangan asal njeplak

Published by taroada

Engineer | Manunited Fans | Indonesia | Edinburgh

One thought on “Kisah Pencari Kerja (Bag. 2/2)

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

The Daily Post

The Art and Craft of Blogging

WordPress.com News

The latest news on WordPress.com and the WordPress community.

Dwiki Setiyawan's Blog

Pencerah Langit Pikiran

Tofan Fadriansyah

Just another WordPress.com weblog

%d bloggers like this: