Oleh : Ahmad Amiruddin
Dua Tahun lalu (2009), sesaat sebelum Dahlan Iskan dilantik menjadi Direktur Utama PLN, beredar isu bahwa banyak internal PLN yang menolak pergantian Dirut yang berasal dari luar PLN. Pemilihan Dahlan Iskan dianggap merusak sistem yang selama ini telah menjadi pakem di PLN bahwa Dirut itu harus berasal dari internal PLN. Konon, pada saat itu 11 General Manager dari 34 General Manager PLN akan mengundurkan diri. Oleh SPLN (Serikat Pekerja PLN) saat itu, Dahlan disebut-sebut tidak memiliki kompetensi dibidang ketenagalistrikan dan hanya politik balas budi SBY atas dukungan Dahlan dalam pemilihan presiden di daerah Jawa Timur.
- (dahlaniskan.wordpress.com)
Setelah menjabat, Dahlan berusaha merangkul semua pihak. Berusaha memberi contoh dan memberi semangat bagi para karyawannya. Disebut-sebut dia tidak menerima sepeserpun gajinya, mobil dinas tak dipakainya, dan beragam fasilitas kantor yang selama ini menjadi simbol kemewahan pejabat BUMN dilepaskannya. Perlahan-lahan publik bersimpati kepada kinerja yang ditunjukkan Dahlan Iskan dan timnya di PLN.
Salah satu proyek fenomenal yang telah digagasnya adalah Gerakan Sehari Sejuta Sambungan Listrik yng mulai dilaksanakan pada tanggal 27 Oktober 2010 bertepatan dengan ultah PLN. Gerakan sejuta sambungan ini membongkar sistem percaloan sambungan baru yang selama ini menggerogoti PLN. Banyak calo yang gigit jari karena tak sempat dapat order, tak sempat memperlama waktusambungandan menunda-nunda pemasangan untuk membuat calon konsumen harus membayar lebih, meski begitu masih tetap banyak yang belum tersambung.
Hal yang membedakan Dahlan Iskan dengan Dirut sebelumnya adalah kemampuannya mengkomunikasikan kebijakannya di PLN, serta keberaniannya untuk menjelaskan ketika ada kritik terhadap performance PLN. Jiwa kewartawanannya dan kedekatannya kepada Media menjadikan citra PLN meningkat. Dahlan Iskan juga rajin menulis CEO note, berisi tulisan khasnya tentang perjalanannya ke wilayah PLN di seluruh Indonesia.
Sekali waktu saya berbincang dengan pejabat PLN didaerah, dikatakannya “Di PLN itu kita seperti menanam, apa yang kita rasakan sekarang ini adalah perjuangan para pendahulu PLN sebelumnya, pak Dahlan memang sudah berbuat untuk PLN tapi belum kita rasakan sekarang, perjuangan pak Dahlan sekarang akan kita rasakan 2 atau 3 tahun lagi”. Memang hal tersebut ada benarnya, pembangkit-pembangkit baru, jaringan-jaringan transmisi baru yang sudah beroperasi sekarang ini tidaklah direncanakan dan mulai dibangun oleh Dahlan tapi oleh Dirut-dirut sebelumnya, jadi kalau kita ingin melihat apa yang telah Dahlan Iskan berikan bagi PLN, lihatlah setelah beliau keluar apakah prestasi yang ditinggalkannya dapat memberi efek yang signifikan bagi perkembangan PLN kedepannya.
Satu PR Dahlan Iskan sebelum menjadi Dirut PLN yang tak selesai-selesai hingga sekarang adalah masalah pasokan gas buat PLN yang tak kunjung ketemu titik akhirnya. PLN terpaksa membakar minyak karena kekurangan gas, akibatnya Biaya Pokok Produksi meningkat, subsidipun membengkak. PLN selalu dijadikan prioritas dibelakang demi memenuhi kebutuhan ekspor. Dalam peluncuran Gerakan Sejuta Sambungan Tahap II 17 Juni 2011, Dahlan Iskan menyatakan bahwa inefisiensi ditubuh PLN adalah masalah gas, masalah kedua adalah gass, masalah ketiga adalah gass, masalah ke 4 adalah gasss dan masalah ke 5 adalah gassss.
Dengan segera ditunjuknya Dahlan Iskan sebagai Menteri BUMN, banyak pihak optimis Dahlan akan memberi warna lain bagi Kementerian BUMN. Dahlan yang dilantik sebagai Dirut PLN pada tanggal23 Desember 2009 oleh Mustofa Abu Bakar, akan menggantikan Menteri yang melantiknya saat itu. Dibanding penunjukan Menteri lain yang kadang ditanggapi dingin ataupun sinis oleh banyak orang, penunjukan Dahlan Iskan memberi angin segar. Banyak yang berharap Dahlan dapat menularkan semangatnya ketika memimpin PLN ke BUMN-BUMN lainnya. Tugasnya sebagai Meneg BUMN tentu semakin berat, tidak lagi hanya soal listrik, tapi menyangkut BUMN lain yang terus merugi seperti Merpati. Akan tetapi jika Pak Dahlan jadi Menteri kita bisa berharap masalah gasnya PLN bisa selesai, toh sekarang PGN dan Pertamina sudah dibawah kendalinya. Dulu, saat baru menjabat Dahlan sempat berujar dia hanya ingin 2 tahun berada di PLN, ternyata lebih cepat dari yang dijanjikannya. Semoga pengganti Dahlan Iskan di PLN, bisa melanjutkan apa yang telah dirintis oleh Dahlan Iskan.
Selamat bertugas Pak Dahlan.