Murphy’s Law, Van Gaal, Jonru dan Angkot Medan

Murphy Law 1

“Segala sesuatu yang bisa menjadi buruk pada akhirnya akan jadi buruk”,

—Murphy’s Law

Hukum Murphy ini salah satu hukum yang dianggap paling pesimis di dunia, Pak Mario Teguh pasti tak suka dengan hukum ini. Kata orang-orang, kalo jadi “hukum” kebenarannya sudah diakui 99.99%, dan itulah yang membedakannya dengan Teori. Teori Evolusi, misalnya, belum semua orang menerimanya. Katanya lagi, kalau sebuah Teori sudah diterima semua orang, maka akan menjadi Hukum.

Tapi ternyata tak seperti itu juga, Teori takkan pernah jadi hukum. Teori Evolusi milik Tuan Darwin dari University of Edinburgh (Ehm ehm) takkan pernah jadi hukum evolusi atau hukum Darwin. Maka berbahagialah Kirchoff dan Ohm yang namanya diabadikan dalam hukum atas namanya masing-masing. Menurut salah satu sumber beda hukum dan teori : Hukum adalah  sebuah statement singkat dan jelas tentang sebuah fenomena sementara theory sifatnya adalah penjelasan keseluruhan mengenai sebuah fenomena [1] . Nah bagaimana dengan Teori Hukum? mungkin Farhat Abbas yang lebih tempe tahu.

Dari mana asal muasal hukum Murphy?. Ceritanya berawal dari jaman Bapak saya masih SD di tahun 1948. Saat itu jalanan kampong saya masih belum beraspal dan Ibu saya belum lahir, saya gak yakin juga di usia segitu Bapak saya sudah pernah lihat pesawat, tapi saat itu di Benua lain yang jaraknya 15996.88 km[2] dari Makassar (Makassar ke kampong saya berjarak 3 hari berkuda ditambah perjalanan kaki sepenanakan nasi) ilmuwan Amerika sedang mengetes kemampuan manusia menahan impek dari G-forces pada saat terbang dalam kecepatan tinggi. Saat pengetesan kesalahan terjadi dan dilakukan oleh Edward Aloysius Murphy yang memasang sensor utama kebalik sehingga percobaan tidak berhasil. Dalam konferensi pers-nya sang Bos bernama Dr. John Stapp menyebutkan peristiwa tersebut sebagai Murphy’s Law dan menyatakan bahwa dari insiden tersebut mereka belajar bahwa apapun yang bisa menjadi salah akan menjadi salah pada akhirnya. Dalam dunia penerbangan, Hukum Murphy menjadikan standar penerbangan menjadi sangat ketat dikarenakan kesalahan sekecil apapun bisa berakibat fatal.

Hukum Murphy disamping menjadikan standar safety penerbangan tak pernah kehabisan improvement untuk mencegah kesalahan, juga menjadikannya kambing hitam dari sebuah kegagalan. Bulan lalu seorang bernama depan Aloysius juga mengutip Murphy’s Law sebagai penyebab kekalahan tim kaya raya dan (setidaknya dulu) terbaik sejagat raya. Tim ini dikalahkan oleh sebuah tim bernama Midtjyland yang tak dikenal, sepert juga saya tak mengenal nama tukang parkir alfamart dekat rumah yang minta dua ribu rupiah ketika saya cuma belanja aqua botol seharga tiga ribu perak. Aloysius yang satu ini bernama lengkap Aloysius Paulus Maria “Louis” van Gaal. Segalanya menjadi makin buruk bagi van Gaal. Dikasih duit 200 juta pound buat beli kwaci pemain, tapi tak bisa juga tampil baik dan menang secara meyakinkan. Sungguh Aloysius Murphy telah mengutuknya.

Meskipun Murphy’s Law ini masih dhaif sanad dan matannya, tapi saya yakin Hukum ini sudah menjadi virus di Indonesia.  Ada orang-orang tertentu yang berpemahaman karena segala sesuatu bisa makin buruk, maka kehidupan Indonesia ini akan makin buruk juga. Tak mungkin Indonesia makin baik. Kresek 200 rupiah adalah kezaliman yang akan membuat pemerintah makin zalim. Kereta cepat hanya akan membuat China makin berkuasa. Pembangkit listrik 35 ribu megawatt tak akan ada yang memerlukan. Pokoknya tak mungkin besok lebih baik hari ini. Jonru adalah adalah satu murid Murphy yang salah ajar kayaknya. Hanya sprei dan seminar menulisnya aja yang bagus.

Nah, bicara-bicara tentang Murphy’s Law, hukum ini tak berlaku di Medan, khususnya bagi para sopir angkot dan tentu juga penumpangnya. Angkot di Medan (juga bentornya) adalah nemesis dari Murphy, mereka percaya bahwa segala sesuatu yang bisa menjadi baik akan menjadi baik-baik saja. Hari ini saya di Medan, dalam hitung-hitungan saya yang pernah mengulang mata kuliah Kalkulus tiga kali, tabrakan antara angkot dengan kendaraan lain kemungkinannya sangat besar. Sopir angkot membawa lari penumpangnya dengan kecepatan tinggi, selap selip mirip orang bawa motor, berhenti mendadak, tiba-tiba belok, tapi fine-fine aja. Taka ada lampu merah yang benar-benar merah di Medan, begitu kata teman saya. Begitu tahu ini, Aloysius Murphy bisa-bisa bunuh diri dengan memakan terong belanda bersianida.

Murphy, van Gaal dan Jonru bisa belajar banyak dari sopir angkot ini, kalau bisa baik maka akan baik-baik saja.

Salam dari Medan

26/02/2015

[1]          (25 Feb). The terms model, theory, and law have exact meanings in relation to their usage in the study of physics. Available: https://www.boundless.com/physics/textbooks/boundless-physics-textbook/the-basics-of-physics-1/the-basics-of-physics-31/models-theories-and-laws-195-6078/

[2]          (25 Feb.). Available: http://www.prokerala.com/travel/distance/#calculator

http://www.irishcentral.com/roots/history/The-surprising-origin-of-Murphys-Law-revealed.html

http://www.dailymail.co.uk/sport/football/article-3453553/Louis-van-Gaal-blames-Murphy-s-law-Manchester-United-s-2-1-Europa-League-defeat-Midtjylland.html

Published by taroada

Engineer | Manunited Fans | Indonesia | Edinburgh

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

The Daily Post

The Art and Craft of Blogging

WordPress.com News

The latest news on WordPress.com and the WordPress community.

Dwiki Setiyawan's Blog

Pencerah Langit Pikiran

Tofan Fadriansyah

Just another WordPress.com weblog

%d bloggers like this: