Bermimpilah, karena kalau tidak kita akan mati.
Kesempatan menonton film sang pemimpi datang juga, sebuah film yang diadaptasi dari novel laris Andrea Hirata “Sang Pemimpi”, juga merupakan sekuel dari film Laskar Pelangi. Produsernya adalah Mira Lesmana dan sutradara Riri Riza. Namanya juga adaptasi maka tak semua isi cerita sama dengan novelnya, beberapa bagian nampak sengaja diubah agar sesuai dengan alur cerita film, beberapa bagian juga nampak kesulitan untuk menyesuaikan dengan dramatisasi Andrea di novelnya.
Tokoh sentral sang Pemimpi adalah Arai, si pemimpi kelas kakap dan pengkhayal paruh waktu, kata Ikal menggambarkan sahabatnya itu. Sebagian besar isi cerita adalah tentang bagaimana usaha tiga sahabat : Ikal (diperankan Zulfani ketika kecil, Vikri Setiawan ketika remaja, dan Lukman Sardi saat dewasa), Arai (diperankan Sandy ketika kecil dan Rendy Ahmad ketika remaja, serta Nazril Ilham saat Dewasa) dan Jimbron (diperankan Aswir Fitrianto) untuk meraih mimpi mereka, dan sumber peniup mimpi itu adalah Arai.
Pembaca novel Sang Pemimpi tentu sudah tahu bahkan mungkin banyak yang hafal dengan setiap detail adegan dalam novel tersebut. Jika anda bisa tertawa dan menangis membaca novelnya, anda tetap bisa merasakan hal yang sama dalam filmnya juga. Jika ketika kita membaca novelnya merasakan semangat yang menyala dan mimpi penuh gelora dari Arai, maka Arai remaja dalam filmpun bisa membuai kita. Meski dengan segala kekurangannya, film tersebut tetap punya nilai cita rasa lain yang memberi pengalaman berbeda dibanding kita membaca novelnya.
Agak berbeda dengan novelnya, Arai di novel adalah penggemar Jim Morrison, dan meskipun telah dilatih berkali-kali memetik gitar, hasil akhir yang bisa dilakukannya untuk memikat Zakiah Nurmala adalah bernyanyi dengan lipsing di dekat jendela rumah Zakiah untuk menarik hatinya. Hasil adaptasinya memberi muatan lokal melayu, ketika Arai menyanyi begitu merdu dengan lagu melayu di jendela rumah Zakiah, mantap nian suaranya, sebuah mimpi lain dari Arai yang terwujud untuk memberi kesan kepada Zakiah sebelum berangkat merantau.
Arai, sang pemimpi itu, memberi cahaya bagi kedua sahabatnya. Terus menerus menyemangati teman-temannya, tentang mimpi mereka menjelajah Eropa dan bersekolah di Perancis, seperti yang diinginkan guru sastranya pak Balian (diperankan dengan mulus oleh Nugie). Mimpi-mimpi itulah yang menyemangati ketiga anak miskin itu untuk bekerja keras dan juga belajar keras untuk mendapatkan nilai yang bagus sekaligus menabung untuk persiapan merantau ke Jakarta, titik singgah pertama mereka sebelum melanglang buana ke Eropa. Sebuah peta telah dibuat Arai sebagai guide jalur perjalanan mereka nantinya. Tapi mimpi tak selalu mudah apalagi dalam keterbatasan, karena itu Arai tidak hanya sekedar berdiam diri dan hanya bermimpi, tapi terus menerus memlihara mimpi itu, mencurahkan tenaga pikiran dan doanya untuk meraihnya. Ada saat dimana mereka berkonflik, ketika Ikal capek dengan keadaan yang ada, ketika mereka terhukum atas ulah Arai, dan Ikal mulai meredup mimpinya. Sosok guru yang keras Pak Mustar menyadarkannya, Arai sahabatnya tetap menyemangati dan memperhatikannya, serta janji kepada orang tua yang telah memberi teladan agar tak pernah menyerah dalam keadaan apapun, menyebabkan ikal kembali berlari mengejar mimpinya. Sebuah pelajaran berharga bahwa jika ingin menjadi pemimpi yang berhasil, milikilah Orang tua yang pantang menyerah, sahabat yang senantiasa bersemangat dan guru yang bijak.
Riri Riza sang sutradara menurut saya, sangat tepat ketika memilih Rendy Ahmad sebagai pemeran Arai remaja. Sorot mata dan bahasa tubuh dari Rendy sangat pas dengan penggambaran Arai di novel, dia cocok sekali dengan peran itu. Satu yang kurang, meskipun cukup menarik dengan kemunculan perdananya di layar lebar,pemeran Arai dewasa adalah Nazril Ilham alias Ariel Peterpan. Sayang sekali pemeran Arai dewasa ini tak bisa memerankan dengan baik sosok Arai. Sorot mata, bahasa tubuh, senyum dan ketawanya sangat kaku, dan tak bisa menggambarkan sosok Arai yang luwes, sorot mata bercahaya, dan senyum yang agak sedikit nakal. Mata Ariel nampak menyimpan gundah, seperti biasa ketika kita mendengar lagu-lagunya.
Ah, saya tak usah bercerita banyak, kasihan yang belum nonton.
Judul: Sang Pemimpi
Genre: Drama
Sutradara: Riri Riza
Produksi: Miles Production
Pemain: Zulfani, Sandy Pranatha, Rendy Ahmad, Vikri Setiawan, Lukman Sardi, Nazril Ilham, Nugie, Mathias Muchus, Rieke Dyah Pitaloka
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Sang_Pemimpi_(film)
http://www.tempointeraktif.com/hg/film/2009/11/26/brk,20091126-210531,id.html
http://www.filmsangpemimpi.com/filmsangpemimpi.htm
Mau protes, yang meranin Arai namanya Rendy Ahmad bang!
I love this movie too!
makasih protesnya, sy sudah rubah, beberapa link nampaknya juga salah memberi info
salam kenal
LikeLike