Oleh-oleh Belitong Negeri Laskar Pelangi

Anda percaya buku bisa mengubah dunia?. Buku-buku legendaris seperti “the origin of species”nya Charles Darwin dan “Das Kapital”nya Karl Marx, telah mengubah pandangan banyak orang, mengontrol pemikiran sebuah negara bahkan mengatur sejarah sebuah peradaban. Tapi itu adalah buku-buku berat yang isinya berat-berat . Laskar Pelangi “hanyalah” sebuah novel.  Cerita tentang Laskar Pelangi yang dibukukan oleh Andrea Hirata dan kemudian difilmkan oleh Riri Reza dan Mira Lesmana mengantarkan banyak orang bermimpi ingin mengunjungi Belitong, pulau indah yang menjadi latar belakang cerita laskar pelangi. Novel laskar pelangi memang tidak atau belum mengubah sejarah dunia, tapi dia telah mengubah Belitong, negeri yang pernah berjaya dizaman PN Timah masih jaya-jayanya, kemudian terlupakan dan sekarang dikunjungi banyak orang untuk menikmati keindahan batu dan pantainya. Saya sempat bertanya kepada beberapa orang yang saya temui, apa perbedaan sebelum dan setelah adanya Laskar Pelangi. Jawabannya seragam “sangat berbeda, sekarang jauh lebih ramai”. Sopir yang mengantar kami mengatakan bahwa dulunya Sabtu-Minggu sepi di Belitong, tapi sekarang setiap sabtu minggu ramai oleh para turis lokal maupun mancanegara.

Saya berkesempatan berkunjung ke Belitong. Penerbangan ke Belitong dapat ditempuh dari Bandara Soekarno Hatta melalui pesawat Sriwijaya Air dan Batavia Air, Sriwijaya melayanoi 3x penerbangan PP dan Batavia hanya sekali. Jarak Jakarta Belitung tak cukup jauh, hanya 45 menit perjalanan udara, rasa-rasanya pesawat hanya sebentar terbang lurus, selebihnya menanjak dan menurun untuk pendaratan. Nama Bandara di Belitong adalah HAS Hananjoedin, diambil dari nama Bupati Belitung yang pertama. Ketika pesawat telah mendarat, kami disambut oleh pelangi yang menaungi sekitar bandara, sangat menyenangkan ternyata pemandangan pertama yang saya temui di negeri laskar pelangi adalah pelangi itu sendiri.

Pelangi menyambut di Negeri Laskar Pelangi
Bandara Belitung

Di Belitung  tak ada angkot dan taksi. Jadi saya sudah memesan rental mobil avanza untuk dua hari, harganya 250ribu perhari, ditambah sopir 100ribu perhari. Saya sudah memesan hotel melalui Agoda, di Hotel Bahamas, Air Saga, sekitar 15 kilometer dari Bandara. Hotel Bahamas sendiri adalah hotel Bintang Tiga, ratenya lumayan mahal 650ribu permalam, sangat mahal untuk hotel sekelas bintang tiga. Berita baiknya hotel Bahamas memiliki akses langsung ke pantai Air Saga, jadi dibelakang hotel sudah terhampar pantai, sayangnya pasirnya agak berlumpur, namun pemandangan sorenya sungguh indah. Malamnya kami Dinner di Rumah Makan Sari Laut, kata sopirnya inilah restoran yang cukup ternama di Kota Belitung, kami memesan Ikan Bakar Polos, karena saya orang Makassar, maka ikan bakarnya mintanya tak boleh pakai kecap, tak boleh pakai bumbu dan jangan terlalu kering bakarnya, selain itu kami memesan Sop ikan kelakap porsi 1/2, porsi setengah itu 3 potong ikan. Lumayan murah harga keseluruhannya hanya Rp. 250ribu.

Selepas makan malam, kami pulang ke hotel. Di hotel telah tersedia layar lebar untuk menonton Piala Eropa, saya menonton pertandingan sepakbola hingga larut malam. Besoknya, jam 1 siang kami menuju ke musium Belitung, dengan hanya membayar 2000 rupiah perorang, kita bisa melihat koleksi musium berupa maket kapal keruk timah. Disana banyak dipamerkan segala hal tentang sumber-sumber mineral dibelitung, penemuan harta karun kapal karam di sekitar Selat Gaspar dan koleksi senjata tajam.

Musium Belitung

Setelah puas melihat koleksi musium kami menuju ke rumah adat Belitung, sayangnya penjaganya lagi istirahat, jadi kami makan siang dulu di warung padang terdekat. Setelah perut terisi penuh oleh rendang, perkedel kentang, daging cincang, sambel ijo dan sayur nangka, kami menuju ke Danau Biru.

Danau biru adalah sejenis kolam bekas penambangan kaolin, bahan pembuat bedak dan lipstik. Belitung memang negeri yang kaya akan sumber daya mineral, bekas tambang tersebut harusnya ditutup, akan tetapi tidak dilakukan oleh penambang, berkahnya adalah tempat tersebut menjadi obyek wisata, dan karena warna tanahnya putih dan airnya yang berwarna biru danau tersebut semakin indah ketika matahari bersinar terang. Si Sopir bilang, sore-sore banyak yang mandi disana, mereka percaya bahwa dengan mandi disana akan semakin putih karena tempat tersebut adalah asalnya bedak dibuat. 🙂

Danau Biru 🙂

Ketika kami datang ke Danau Biru, tak ada seorangpun disana, tapi tak lama kemudian, sebuah mobil berisi keluarga Jepang mendekat, kemudian ketika kami telah puas berfoto-foto dan beranjak pulang, sebuah minibus berisi rombongan fotografer baru saja tiba.

Tujuan kami selanjutnya adalah membeli kaos khas belitung, buat persiapan foto-foto di Tanjung Kelayang dan Tanjung Tinggi. Setelah mendapatkan baju yang diinginkan kami menuju Tanjung kelayang, jaraknya sekitar 30 menit perjalanan dari Tanjung Pandan.

Tanjung Kelayang merupakan tempat pemberangkatan Sail Belitung-Wakatabi, disana menjadi pelabuhan rakyat. Pasirnya putih, dibagian lain terdapat batu-batu granit besar yang menjadi ciri khas belitung. Jika kita sedikit mengarahkan pandangan kearah laut tampak “Batu Garuda”, tumpukan batu yang bagian atasnya mirip kepala burung.

Batu Garuda

Dipantai tanjung Kelayang terdapat cottage, cafe dan tempat penyewaan peralatan diving dan snorkeling.

Sekitar Pukul 15.30, kami meninggalkan Pantai Tanjung Kelayang menuju ke Pantai Tanjung Tinggi. Tanjung Tinggi terkenal sebagai tempat syuting laskar pelangi. Batu-batu granit raksasa yang kemungkinan hanya bisa diangkat oleh Hulk tersusun bertebaran disekitar pantai berpasir putih menampilkan pesona alam yang luar biasa indah. Karena dikelilingi oleh batu granit dan bukan sejenis karang maka berenang di Pantai Tanjung Tinggi menjadi sangat menyenangkan, anak-anak tampak menikmati saling dorong dari atas batu kemudian tercebur ke laut, mereka tak takut luka karena permukaan batunya meski kasar namun tidak tajam, sayang saya sendiri tidak berenang.

Kami menghabiskan waktu sore berfoto-foto di Tanjung Tinggi, spotnya sangat bagus buat fotografer, sayang saya tak bawa kamera SLR, tapi kalau anda adalah fotografer, mengunjungi Belitung adalah hal yang harus dimasukkan agenda.

Perjalanan dipantai berakhir ketika magrib, kami pulang kehotel untuk bersiap pulang ke Jakarta besoknya. Berharap suatu saat bisa ke Belitung lagi.

Salam

Baca Juga:

– Oleh-Oleh Palangkaraya

– Oleh-Oleh Malaysia Bag. 1

– Oleh-Oleh Malaysia Bag.2

Liburan Mamuju

Published by taroada

Engineer | Manunited Fans | Indonesia | Edinburgh

7 thoughts on “Oleh-oleh Belitong Negeri Laskar Pelangi

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

The Daily Post

The Art and Craft of Blogging

WordPress.com News

The latest news on WordPress.com and the WordPress community.

Dwiki Setiyawan's Blog

Pencerah Langit Pikiran

Tofan Fadriansyah

Just another WordPress.com weblog

%d bloggers like this: