STRETFORD END
Man United biasanya mencetak gol-gol dimenit akhir di Tribun ini. Bagian barat dari Old Trafford inilah bagian suporter hard liner. Kearah tribun inilah para pencetak gol dari Man United berharap merayakannya. Inilah bagian yang paling ditakuti lawan se Inggris Raya.
Biasanya kapten Man United selalu memilih menyerang bagian ini dibabak kedua, ketika mengundi dengan tim lain, sangkapten akan memilih menyerang ke east stand dibabak pertama sehingga bisa menyerang ke stretford end dibabak kedua. Karena chance-nya 50/50 maka, biasanya pemain Man United pemanasan di bagian stretford end, sehingga ada kecenderungan pemain lawan lebih memilih bola saat undian awal.
Tapi menjadi lain ceritanya kalau melawan Liverpool, nampaknya kalo mereka yang menang undian kick off akan memilih menyerang Stretford End di babak kedua, dan Man United sendiri membalas dengan cara yang sama yaitu menyerang ke arah tribun The Kop di anfield saat babak kedua.
Pada awalnya Stretford End lebih kalem dibanding bagian lain stadion. Dulunya tribun ini kalah ramai oleh Score Board end, dibagian timur stadion. Denis Law, pemain berambut pirang yang menjalani debutnya di pertandingan awal musim tanggal 18 Agustus 1962 melawan West Bromwich Albion merubah tradisi itu. Seorang suporter bercerita : United menyerang Stretford End di awal babak pertama, dan pada menit kedelapan sebuah crossing dikirimkan oleh pemain Man United, Giles, ke kotak pinalti, tak tampak bola passing ini akan menjadi berbahaya, hingga kemudian sebuah bayangan merah dan putih,berlari secepat kilat dan melompat, badannya seperti tergantung diudara selamanya. Sungguh timing yang tepat, dengan deras dahi si pirang menghantam bola. Bola benar-benar seperti roket melayang kebelakang jaring Albion.sebuah gol klasik tercipta. Sang pencipta gol terjatuh dan begitu mendarat dia berlari ke depan Stretford End, tangan kanannya terangkat, telunjuk kanan menunjuk ke langit, dan wajahnya bersinar penuh senyum. Gemuruh penonton menyambutnya. Fajar baru telah tiba, dan kami memiliki raja baru, dan Stretford End lahir. Gaya Denis Law menunjuk langit ketika mencetak gol menjadi familiar bertahun tahun kemudian. Patung Denis Law dengan posi ini terpasang di stretford End. Hanya dua pemain yang dikenal sebagai King of Stretford End, selain Denis Law yang lain adalah Eric Cantona.
Pada bagian tribun ini pula biasaya dipasang spanduk-spanduk dukungan yang diinspirasi oleh sejarah dan kultur yang berkembang di MU. Salah satu spanduk yang menuai banyak pro kontra adalah “The Chosen One”. Spanduk yang dipasang di tengah Stretford End sebagai dukungan kepada David Moyes yang dianggap sebagai orang yang dipilih oleh Sir Alex Ferguson untuk meneruskan kejayaan Manchester United di Inggris. Namun akhirnya, spanduk ini harus dijaga stewards gara-gara akan diturunkan oleh para suporter ketika prestasi anak asuhan David Moyes terjun bebas. Sekarang setelah era Van Gaal spanduk itu telah hilang. Mungkin juga orang berusaha melupakan kenangan pahit yang ditinggalkan oleh David Moyes. Pemasangan spanduk di Stretford End di koordinir oleh Stratford End Flags, sebuah organisasi fans Man United.
Tuan Alex Ferguson menyebut suporter di stretford end seperti menghisap bola ketika mereka menyerang kearah sana. Jhony Evans mengatakan, saat-saat corner dari arah stretford end di babak kedua mereka biasanya mendapatkan keajaiban.
Dan Ahmad Amiruddin menyatakan semoga ada masa dimana dia bisa menonton di Old Trafford lagi tapi kali ini di Stretford End dibagian paling depan.
Glory glory Man United
