Thank You

“Massikola tongengnotu nak okko Inggris, wasengko mauba’si wattemmu makkeda meloko lao”
(Akhirnya kamu benar sekolah di Inggris nak, saya pikir kamu main2) kata Mama’ku ketika kukabarkan lewat telpon ketika tiba di Inggris. Untuk murahnya pembayaran, saya Skype-an dengan mamanya Gawa dan kemudian mereka saling telponan, jadi interfacenya Skype-telpon-telpon, hehehe.

“Jadi disana orang pakai bahasa Inggris? Padahal saya ndak pernah dengar kau bahasa Inggris” kata mama’ku lagi. Saya hanya tertawa, pertanyaan ini masih ungkapan keheranannya.

Saya berangkat ke Inggris sebenarnya niatnya mau nonton Manchester United, tapi tidak ada sponsor yang mau membiayai, nah hanya lewat beasiswalah saya bisa nonton di Old Trafford. Hehehe, please forgive me bapak pewawancara.

Kota Edinburgh tempat kuliah saya adalah kota yang menyenangkan, tidak terlalu besar tapi juga tak sempit. Bangunan bersejarah dimana-mana, orang-orangnya ramah, dan makanan halal banyak tersedia, sebuah mesjid besar persis didepan kampus utama.

Namun kehidupan awal kuliah adalah tantangan buat saya, dua masalah utamanya. Pertama, kendala bahasa, kadangkala saya tak mengerti apa yang diomongkan dosennya, dan tak jarang dosen tak mengerti yang saya tanyakan. Untunglah saya tak sendiri. Di minggu-minggu awal, setiap jeda mahasiswa beragam bangsa berkumpul sambil saling bertanya
“Dosen tadi ngomong apa ya?” Hehehe.
Kendala kedua adalah banyaknya pelajaran yang menuntut menggunakan turunan rumus-rumus matematika jaman SMA atau awal kuliah. Dengan entengnya temenku asal China ketika saya tanya tentang sebuah rumus bilang “ini pelajaran high school, masak lupa”, alamakk SMA gw udah 15 tahun lalu.

Hal lain yang membuat keder adalah begitu cepatnya dosen menerangkan, sehingga bahan bejibun untuk dipelajari. Aturan plagiarisme juga diawasi ketat, tak boleh mengkopi tulisan orang 5 kata berturut-turut sama dan 10 kata sama dalam satu paragraf, harus diparafrase. Aturan ini menjadikan kita lebih hati-hati agar tak dipanggil dan disidang karena ketahuan copy paste. Dosen juga memberikan nilai secara tega, ada teman yang dapat nilai 9 dari 100%, untuk di Indonesia bisa dikatakan dia diberi ongkos menulis saja nggak. Yang lebih mengkhawatirkan karena tidak ada istilah reseat ketika ada mata kuliah yang gagal, kalo gagal ya terima aja, kalo mau ngulang bayar full dan ngulang dari awal tahun program. Syarat untuk lanjut disertasi adalah minimal melulusi 80 dari 120 kredit dan rata-rata dari 120 kredit adalah 50%. Kedengarannya 50% ini biasa-biasa saja, namun di Inggris nilai 70% sudah dianggap A atau Distinction dan nilai 40% sudah lulus. Tiga dari kawan sekelas saya tak bisa lanjut tahap disertasi karena tak memenuhi syarat ini. Dia hanya dapat gelar Diploma dan tak berhak mendapatkan gelar Master nantinya.

Tapi untunglah semangat saya tak pernah kendur, akhirnya semuanya berjalan baik, semua mata kuliah semester I lulus dengan baik. Dan saya masih sempat nonton Man United sebelum revision week. Teteup .

Jelang exam semester II, Gawa dan mamanya bergabung ke Edinburgh, saya pindah ke flat, tak lagi ngekos di keluarga scotland yang baik hati.
Saat Revision week, saya lebih banyak di kampus, Gawa dan mamanya sesekali datang dan kami bersantai bersama di Meadow atau Nicholson square sambil membiarkan Gawa kejar-kejaran dengan Merpati.

Hanya seminggu libur setelah exam, kerja yang lebih keras dimulai,menyelesaikan disertasi (iya, namanya emang disertasi di Inggris untuk thesis master kalo di Indenesia). Rutinitas mengukur di Lab, mengolah data dan mengukur lagi dilakukan selama sebulan. Tak sepatah katapun yang sempat di ketik, semuanya masih tahap simulasi di Matlab.

Bulan kedua, ramadhan datang bertepatan dengan summer, puasa bisa 19jam. Magrib jam 10, dan subuh jam 3. Saya biasanya buka di mesjid mengambil beberapa bungkus nasi biryani dan dibawa kerumah, saya tidur setelah shalat subuh dan berangkat lagi ke Lab jam 8 pagi. Hingga selesai bulan kedua, belum sepatah kata jua terketik, dan saya mulai khawatir dengan progress disertasi ini, padahal saya sudah full time 14 jam sehari dan 6 hari seminggu, namun masih jauh targetnya. Namun, sesekali saya juga rehat dengan menonton pertandingan Piala Dunia .

Selepas lebaran, saya tetap bekerja di lab dan di library dengan jadwal yang sama dengan saat ramadhan. Tapi kali ini setiap siang, Gawa dan mamanya datang membawa makanan ke Lab komputer. Saya makan siang sementara Gawa nonton Yutub pakai account kampus saya. Beberapa penghuni Lab mulai nampak familiar dengan Gawa.

Tanda kekhawatiran juga terlihat di mukanya mamanya Gawa. Beberapa orang teman sudah 30%, ada yang 50% dan ada yang sudah hampir seleesai. Pernah dia bertanya progress disertasi dan berusaha menyemangati, tapi saya tak senang dikejar, akhirnya dia tak bertanya lagi, tapi diwajahnya tampak kekhawatiran saya tak selesai. Jika tak selesai saya harus ngembaliin beasiswa, dan dia merasa akan disalahkan karena justru jadi distraction di Edinburgh.

Karena terlalu banyak data yang harus diolah, saya beristirahat lebih sedikit lagi. Saya mulai jam 8 pagi dan pulang jam 3 pagi. Sesekali bertemu dengan pria mabuk sempoyongan di jalan pulang. Disertasi saya selesai di print 4 jam sebelum deadline. Saya bawa dengan semangat ke kampus, dan kemuadian menyusul Gawa dan mamanya merayakan keberhasilan sementara saya mengumpul disertasi. Khusus untuk hari terakhir saya telah tak tidur lebih dari 24 jam.

Setelahnya saya tinggal menunggu hasil penilaian examiner dan supervisor.

***

Hari ini sebuah paket tiba dari Edinburgh, selembar kertas tipis hasil perjuangan setahun,banyak cerita dibaliknya dan tak sedikit perjuangan menyertainya dan ada banyak doa dan bantuan yang membuatnya layak saya terima.

Terima kasih tak berhingga untuk mama’ dan bapak atas doanya. Terima kasih buat Gawa dan Mamanya yang menemani dengan penuh sabar selama di proses disertasi, makasih buat kakak2 dan adekku yang membantu secara materil maupun immateriil, thanks juga buat teman2 atas supportnya. Terima kasih spesial buat sponsorku yang baik hati TPSDM Kementerian Komunikasi dan Informasi. Makasih juga buat teman2 Indonesia di Edinburgh yang membuat Indonesia rasanya dekat.

Meskipun mereka gak ngerti apa yang ditulis diatas, thanks to my supervisor and my friends in SES of UoE.

Published by taroada

Engineer | Manunited Fans | Indonesia | Edinburgh

One thought on “Thank You

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

The Daily Post

The Art and Craft of Blogging

WordPress.com News

The latest news on WordPress.com and the WordPress community.

Dwiki Setiyawan's Blog

Pencerah Langit Pikiran

Tofan Fadriansyah

Just another WordPress.com weblog

%d bloggers like this: