Setiap muncul fenomena seperti ini, komentar kritis kayak saya biasanya dibalas “kamu sudah bikin apa?” “sudah bagus mereka mau berinovasi, kamu hanya bisa mengkritik”.
Iming-iming hemat energi, dan harga yang murah membuat banyak orang memesan kartu ini. Meski nampak absurd banget, dilihat dari cara pemakaiannya dan klaim hematnya tetap saja banyak yang memesannya. Ada yang bersaksi benar bisa menghemat listrik, tapi banyak yang kecewa.
Simak promosinya pada salah satu website :
“Terjadi pemborosan listrik antar kabel di kotak sekering dan stang meter. Pemborosan listrik yang besar ini dapat dikendalikan dengan menggunakan energi yang diisikan ke dalan kartu. Konsep Kartu Sakti adalah menciptakan gelombang getaran melalui sistem energi yang tersimpan di dalam kartu. Energi ini cukup kuat untuk mempengaruhi peningkatan arus listrik berlebihan yang menjadi penyebab utama pemborosan listrik sekaligus mengubah energi pemborosan menjadi energi yang dapat digunakan.”
Cara menggunakannya gampang sekali, cukup ditempel di meteran listrik. Bahkan diklaim juga bisa menghemat bahan bakar minyak dengan ditempel ditangki motor. Jaminan 5 tahun.
Jika mendengar ini, Michael Faraday dan Nikola Tesla bisa bangkit jadi pocong, kemudian minum baygon.
Segampang itukah energi dihemat? Segampang Bowo Tik Tok mendapat banyak follower? Lebih mudah dari itu kalau versi kartu ini.
Tak usah kita bicara hemat BBM dengan cara ditempel tadi, karena proses pembakaran itu kasat mata, jadi tak mungkinlah barang ditempel di tangki bisa mempengaruhi proses pembakaran yang terjadi diruang bakar mesin. Nonsense dan hoax kelas picisan kalo itu bisa menghemat bahan bakar.
Sekarang kita bicara bagaimana caranya dia bisa dianggap menghemat listrik. Listrik tak kasat mata, jadi kemungkinan masih lebih besar dibanding dengan BBM.
Supaya agak nyambung, buat yang awam saya kasih pengantar sedikit.
Listrik yang kita pakai di rumah adalah bentuk energi sekunder. Sebelum jadi listrik dia adalah energi lain, sebagian besar adalah energi kinetik (energi gerak). Sebelum jadi energi kinetik bisa jadi dia tersimpan dalam energi kimia (batubara dan minyak) atau energi potensial (air) atau memang sudah dalam bentuk kinetik kayak angin. Ada juga jenis energi foton seperti surya.
Intinya adalah energi listrik dirubah dari energi lain. Jadi listrik tidak ujug-ujug muncul begitu saja. Seperti Hukum Kekekalan Energi bilang energi tidak bisa diciptakan dan dimusnahkan, hanya bisa dirubah bentuknya saja.
Listrik yang dari PLN masuk ke dalam rumah kita melalui meteran listrik, setiap kWh yang masuk dihitung oleh dia. Sumber energinya dari pembangkit PLN yang ditransfer melalui kabel.
Nah pada listrik sendiri, energi adalah perkalian antara tegangan (V) , arus (I), faktor daya (cos phi) dan waktu pemakaian (t), satuannya watt hour atau (wh)
E = V*I*cos phi*t
Sementara daya adalah
Tegangan dikali arus dikali faktor daya.
P = V*I*cos phi
Jadi bisa juga E = P*t
***
Kalau kartu ini dianggap bisa menghemat maka dia harus melakukan salah satu diantara kemampuan ini : menurunkan arus yang masuk atau menambahkan arus ke dalam rumah melalui kartunya. Bagaimana caranya dia bisa? Gak tahu, mungkin lewat mantra-mantra.
Listrik bisa timbul dari pergerakan elektromagnetik, pada kartu ini katanya pergerakan ion negatif. Tapi ion negatif ini gak mungkin jalan-jalan sendiri kayak ABG di mall kalau medianya tak ada dan tak ada pemicu eksternal. Contoh dekat adalah sel surya, dia harus dipicu energi foton dari matahari, itupun bahannya harus dari kristal, daya keluarannya relatif kecil dan butuh tempat yang luas baru bisa signifikan.
Nah ini, cuman ditempel saja, ujug-ujug bisa bikin hemat.
Cara pemakaian kartu ini, memang agak menggelikan untuk dipercaya. Kalau anda heran kenapa banyak orang Indonesia jadi follower Mimi Peri, maka kenyataan bahwa orang percaya dengan menempel kartu diatas kwh meter maka listrik bisa dihemat juga sama menyebalkannya.
Apa hubungannya coba, menempelkan kartu dengan arus, tegangan dan faktor daya?
Arus hanya akan timbul kalau ada tegangan (beda potensial) dan rangkaian tertutup. Kita taruh kartunya diatas kwh meter, bagaiamana caranya dia bisa mempengaruhi besaran arus dan tegangan yang diukur kwh meter. Tak ada media penghantarnya dan tak ada beda potensial di kartu itu, mau dapat darimana beda potensialnya sementara kutubnya saja tak tahu dimana.
Mungkin ada teori nanti akan ada gelombang elektromagnetik yang dipancarkan kartu yang dapat mempengaruhi meteran. Bagaimana caranya gelombang itu muncul? dari mana sumbernya? kenapa bisa teratur pancarannya? komponen apa yang dipengaruhi? Pertanyaan-pertanyaan ini bisa jadi satu chanel you tube yang mengalahkan Gen Halilintar kalo bisa dijawab.
Tapi karena tetap harus diuji, di foto terlihat hasil uji PLN, hasilnya sebelum dan sesudah alat ini dipasang, padahal tanpa diujipun secara rumus listrik gak mungkin ada pengaruh benda statis begitu terhadap pengukuran. Hasil pengujian menunjukkan tegangan, arus, energi dan harmonisa sama sebelum dan sesudah kartu ini ditempel. Mungkin kalau nempel koyo di jidat lebih ada pengaruhnya.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral melalui Dirjen Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan sendiri sudah mengatakan kalo kartu ini ilegal.
Apa yang diiklankannya tak sesuai dengan kenyataan dan akan merugikan konsumen.
Kartu sakti ini asli kartu Hoax dan marketingnya sungguh tahu psikologis pasar. Menawarkan sesuatu yang baru hasil penelitian, ditambah testimoni, jadilah paket pembohongan itu diproduksi, dan lakulah kartu tak berguna itu.
Terus kan ada yang bersaksi benar bisa menghemat. Itu bukan karena kartu ini pastinya, bisa saja waktu itu dia pakai listriknya sedikit, misalnya gak mau nonton TV lagi karena timnya tersingkir di babak awal Piala Dunia.
Sains Oplosan
Setiap muncul fenomena seperti ini, komentar kritis kayak saya biasanya dibalas “kamu sudah bikin apa?” “sudah bagus mereka mau berinovasi, kamu hanya bisa mengkritik”.
Fenomena kartu sakti ini mirip beberapa sains oplosan sebelumnya. Kayak proyek blue energi jaman old, generator bahan bakar air dan alat penghemat listrik.
Intinya “inovasi” ini muncul tidak melalui uji sains yang benar. Semua penemuan baru harus bisa diuji dan dikritisi, kalau tidak dia tidak akan pernah bisa diakui dan potensial merugikan orang awam. Itulah gunanya kita belajar rumus-rumus. Rumus-rumus itu bisa dijadikan acuan karena melalui serangkaian uji secara empirik maupun matematis baru dia bisa berdiri kokoh dan diterima.
Sekarang bukan jamannya Galielo lagi, dimana ilmu pengetahuan dikungkung oleh dogma-dogma. Penemuan, kalau dia memang mengikuti hukum fisika, akan diterima dan akan menjadi primadona.
Kalau dikritik dan disuruh uji lab saja tak mau, bagaimana hitung-hitungannya bisa diakui. Kalau baru ditanya mana hitungannya saja sudah tak bisa menunjukkan, bagaimana kita bisa percaya. Apalagi kalau bentuk “inovasi”nya sudah berlawanan dengan Hukum-hukum listrik dan hukum thermodinamika.
Suatu saat ada yang menawari alat penghemat listrik. Alat ini bukanlah kayak kartu yang dijual, tapi memang bisa dicolokkan di stop kontak rumah, dan diiklankan bisa menghemat listrik. Harganya sekitar 400ribu.
Secara rangkaian listrik kita tahu bahwa itu bukan alamat penghemat listrik, tapi bisa untuk memperbaiki faktor daya di rumah. Sedikit ada pengaruhnya, namun tak signifikan menghemat pembayaran listrik.
Saat bosnya ditanya untuk mempresentasikan isi dalamnya dan hitungannya, dia malah menunjukkan foto alatnya sudah dipakai Jenderal, dan foto-foto pembesar yang memegang alatnya.
Dan foto itulah yang dia gunakan untuk beriklan. Kekuatan public figure yang dicaplok namanya membuat masyarakat awam percaya. Padahal, tak mungkin secara ilmu listrik alat ini bisa menghemat listrik hinggal level 30% seperti yang diiklankannya. Hemat hingga 1% saja saya masih skeptis. Kenapa? alat tersebut tak pernah diuji di laboratorium Universitas atau lembaga yang kredibel, dan berdasarkan pelajaran rangkaian listrik itu untuk memperbaiki faktor daya.
Sains oplosan ini diproduksi untuk kepentingan ekonomi dan ada juga untuk kepentingan pencitraan. Kita senang mendengar kabar baik, tapi daya kritis harus tetap dipelihara.
Seandainya dunia ini adalah Marvel Universe maka bisa jadi kartu itu memang sakti. Kalau itu yang terjadi saya akan minta Doktor Strange menggunakan time stone, agar ada ulangan semifinal Piala Dunia 2018 supaya “football is coming home”. 😀
salam taroada.com
2 thoughts on “Hoax Kartu Sakti Hemat Energi dan Sains Oplosan”