Oleh : Ahmad Amiruddin
Tahun 2000. Dia mengetuk pintu kamarku dengan tergesa. Kubuka pintu, ditangannya ada handphone. Tangannya keliatan bergetar, darah nampaknya menghilang dari wajahnya, campuran panik dan gelisah.
“Ada uangmu di rekening BNI, dua ratus ribu?” katanya dengan gusar.
“Aiii, ndak ada, kenapakah?” kata saya penasaran.
Sambil menunjukkan teks di HPnya dia bilang, saya dapat hadiah, orangnya sudah saya telpon, saya akan dapat sepuluh juta, tapi harus ke ATM dulu dan minimal punya saldo dua ratus ribu.
Duit sepuluh juta, bagi anak Asrama Mahasiswa (Ramsis) yang berhutang tiap hari di warung Kak Tina adalah kemewahan yang luar biasa. Sepuluh juta itu senilai SPP 5 tahun atau bisa membebaskan kami makan minimal setahun di warung Kak Tina.
Tapi saya merasa kawan saya ini dalam bahaya penipuan. Jadi saya memberi tahu. Saya, kalaupun punya uang di rekening, tak akan melayani SMS kayak gitu. Itu kemungkinan penipuan. Dan kita sama mafhum, penipuan SMS memang berlangsung saat itu.
Orang mudah terpedaya oleh janji-janji. Dijanji sepuluh juta dengan memberi uang dahulu dua ratus ribu. Memang itu sifat manusia. Percaya pada janji-janji lah yang membedakan manusia dengan simpanse. Begitu kata Yauval Noah Harari. Manusia bisa maju karena percaya fiksi. Bisa menunda keinginan dengan harapan akan ada yang lebih baik. Simpanse yang dijanji dapat pisang satu truk besok asal tak mengambil pisang di depannya akan lebih memilih satu pisang di depan mata.
Sifat dasar manusia inilah yang diserang tukang jualan berkedok alat atau kartu yang bisa menghemat energi.
***
Alat penghemat listrik hadir dengan janji-janji. Anda investasi 400 ribu, bisa untuk menghemat hingga jutaan nantinya. Terdapat dua jenis produk yang diklaim bisa menghemat energi. Yang pertama adalah kartu-hemat-energi, yang kedua adalah alat-pengemat-energi. Prinsip kerja keduanya berbeda, tapi janjinya sama, dapat menghemat listrik.
Kartu-hemat-energi, diklaim bisa menghemat energi listrik, menghemat penggunaan bahan bakar, mengobati hernia bahkan menurunkan panas. Dia bisa ditempel di meter listrik, di tangki bahan bakar, bagian yang sakit, juga di kepala. Harganya sekitar Rp. 350 ribu dan diperdagangkan dengan sistem MLM. Kalau membeli banyak bisa dapat diskon, hingga hanya seharga Rp. 200 ribu per kartu. Penjualnya dengan yakin akan menjelaskan bahwa listrik bisa dihemat hingga 30% dengan kartu ini. Cukup tempel saja di meteran listrik. Bisa juga digunakan di tangki kendaraan dengan bahan bakar apapun, premium, pertamax, pertalite, atau solar. Benar-benar sakti.
Tapi itu tak mungkin benarlah, dan sudah saya jelaskan di Hoax kartu sakti.
Sedangkan alat-penghemat-energi jenisnya beda lagi. Alat ini sudah beredar lama di Indonesia. Mungkin sudah lebih sepuluh tahun. Dan iya, sudah banyak yang complain. Metode penjualannya sampai ke pintu-pintu rumah berbekal surat yang diklaim dari instansi yang berwenang yang sebenarnya tak berhubungan langsung dengan klaim mereka.
Ada beberapa istilah yang sering disebut dalam iklan-iklan alat penghemat energi, yaitu daya aktif, daya reaktif dan faktor daya. Untuk mempermudah penjelasan analoginya seperti pada gambar yaitu segelas bir :p. (contohnya nganu banget, tapi ini yang paling sering dipakai)
Daya yang betul-betul berguna adalah daya aktif atau real power. Daya ini yang mengangkat beban, memutar motor, menggerakkan mesin, membuat lampu memancarkan sinar. Intinya inilah daya yang memang berguna. Kalo pada contoh bir, itulah yang diminum.
Daya reaktif adalah daya yang tidak jadi kerja nyata, tapi diperlukan untuk proses elektromagnetik pada mesin listrik. Contoh kalau pada gelas bir adalah busanya. Total dari daya yang ada adalah daya total atau apparent power satuannya kVA.
Sementara faktor daya adalah perbandingan antara daya aktif dengan daya total. Faktor daya ini akan selalu ada dalam listrik bolak balik. Seandainya daya reaktifnya nol maka faktor dayanya adalah nol. Nilai yang ideal adalah semakin mendekati satu atau semakin kecil daya reaktifnya, atau pada segelas bir diatas semakin sedikit gelembungnya.
Alat penghemat listrik diklaim bisa menurunkan pemakaian listrik dengan alasan bahwa dia mengurangi daya semu atau daya reaktif. Sekilas klaim ini nampak benar. Tapi yang terjadi adalah penurunan daya semu tidak berpengaruh terhadap daya aktif. Semakin sedikit gelembung pada bir tidak berpengaruh pada birnya sendiri, tetap saja yang bisa digunakan adalah yang ada.
Tapi daya semu ini pada titik tertentu juga berpengaruh, khususnya pada pelanggan industri yang menggunakan mesin-mesin listrik. Mesin-mesin listrik menarik daya reaktif karena adanya proses elektromagnetik pada mesin-mesin. Itulah sebabnya PLN mensyaratkan untuk pelanggan industri yang faktor dayanya kurang dari 0.85 agar membayar biaya daya reaktif, selain harus membayar biaya daya aktif nya. Kalau pada rumah tangga yang dibayar adalah daya aktifnya saja, karena penggunaan peralatan mesinnya tidak terlalu banyak.
Pada industri, untuk memperbaiki faktor daya, mereka menggunakan capasitor, agar daya reaktif tidak perlu semuanya ditarik dari PLN, dan tidak membayar biaya daya reaktif. Metode inilah yang ditiru oleh penjual alat penghemat listrik.
Hanya saja iklannya bisa menyesatkan, karena diiklankan bisa menghemat hingga 30% dari pembayaran bulanan. Hal yang sebenarnya tidak masuk akal karena bagaimanapun daya aktif yang dibayar, itulah yang dibutuhkan oleh peralatan listrik untuk bekerja normal.
Secara keilmuan listrik alat ini memang tak menghemat penggunaan listrik. Kalaupun berguna, bisa saja hanya memperbaiki faktor daya. Dari tulisan saya sebelumnya di : https://taroada.com/2014/12/27/bener-nih-alat-penghemat-listrik-bisa-bikin-hemat/
Beberapa kesimpulan yang bisa saya ambil adalah :
- “Alat Penghemat Listrik” bukanlah penghemat listrik, bisa jadi merupakan alat Power Factor Correction. Kemungkinan bisa memperbaiki faktor daya dengan metode koneksi tertentu namun tidak didesain untuk menghemat listrik. Peralatan semacam ini umum digunakan pada konsumen besar untuk power factor correction.
- Efek signifikan terhadap penurunan tagihan listrik secara teoritis sangat kecil.
- Cara terbaik untuk mengurangi pembayaran rekening listrik adalah mengganti beban dengan daya yang lebih rendah, menggunakan listrik seperlunya dan berhemat menggunakan listrik.
- “Alat Penghemat Listrik” dapat meningkatkan faktor daya
- “Alat Penghemat Listrik” dapat mengurangi rugi daya di kabel.
- “Alat Penghemat Listrik” dapat mengoptimalkan daya berlangganan pada PLN
Kasih tahu temannya yang belum tahu ya. 😀