MIMPI NONTON MANCHESTER UNITED

Image
Ini Scotland, Bukan England 🙂

Apa mimpi masa kecilmu? Jadi presiden, jadi pemain bola kelas dunia? Jalan-jalan keliling dunia? Jalan-jalan ke bulan?. Mimpi masa kecil saya adalah jalan-jalan ke Inggris dan mimpi masa SMA saya lebih spesifik lagi, menonton langsung pertandingan Manchester United di Stadion Old Trafford.

Jarak antara mimpi dan kenyataan masa kecil saya memang jauh. Saya lahir dan besar di Kadidi, Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Propinsi Sulawesi Selatan. Kegiatan masa kecil saya setiap hari adalah main di lapangan bola, mencangkul di kebun dan menyiangi sawah, menangkap ikan, berenang di sungai, menangkap biawak, menangkap kura-kura, main gasing, congkak, massanto’ dan semua permainan ala kampung. Bagi si Ahmad kecil, orang Rappang itu sudah orang kota, apalagi Makassar, apalagi Jakarta, lebih-lebih lagi orang Luar Negeri.

Karena  latar belakang itu, wajar kalau ke luar negeri hanya mimpi. Waktu kecil saya menganggap semua orang bule adalah orang inggris dan karena itu sudah pasti bisa berbahasa inggris. Maka di kampung saya turis adalah kependekan dari Tau Inggris (Tau= orang). Nampaknya mereka keren, banyak duit, dan hidupnya hanya jalan-jalan. Sayapun bermimpi suatu saat bisa jalan-jalan ke negeri mereka. Mimpi itu terus menemani sepanjang perjalanan sekolah saya bahkan sampai di dunia kerja.

Ketika SMA, saya mulai menggemari Manchester United. Saya terpesona dengan Eric Cantona si Bengal yang jenius. Saya penggemar sejati MU. Ketika kuliah, saya mengoleksi poster majalah Bola dan menempel pemain-pemain hebat seperti Roy Keane, Ryan Giggs dan David Beckham di kamar Asrama saya di Unhas. Handuk saya bergambar MU, baju-baju saya MU, mug MU, pokoknya MU habis. Siaran langsung pertandingan MU di TV hampir tak pernah terlewatkan. Tapi satu yang kurang, saya tak pernah menonton pertandingan langsung MU.

Pernah dulu, di tahun 2009, MU akan datang ke Indonesia. Saya mujur memenangkan lomba menulis tentang MU di Kompasiana yang berhadiah tiket VIP nonton di Stadion GBK. Tapi ternyata, hal tersebut tak jadi kenyataan, hotel tempat Rooney dan kawan-kawan akan menginap di bom oleh teroris, dan luluh lantaklah hasrat saya melihat langsung aksi Giggs dan Rooney di lapangan, meskipun kemudian hadiah tersebut diganti oleh Kompasiana dengan tiketfilm  nonton di Studio 21 bersama keluarga.

Okelah, saya boleh saja tak jadi menonton MU di GBK, tapi suatu saat dalam kehidupan saya, saya harus menonton langsung MU di Old Trafford, bagaimanapun caranya akan ada jalannnya nanti. Saya menganggap salah satu cara terbaik untuk menonton MU dan jalan-jalan ke Inggris adalah kuliah di Inggris.

Ditahun 2011, saya kemudian ikut kursus bahasa Inggris, untuk persiapan TOEFL IBT di salah satu Lembaga Bahasa Internasional di Jakarta. Waktu akhir kursus nilai prediksi TOEFL IBT sayaadalah nilai 92, yang artinya sangat bagus, dan kemungkinan hampir semua Universitas Luar Negeri mau menerima. Karena yakin dapat nilai bagus saya ikut tes aslinya, dan nilai akhir saya adalah 75, hahaha. Betapa baiknya guru kursus saya memberi nilai dan karena terlalu percaya diri, saya tak banyak belajar, nilai 75 tak cukup untuk diterima.

Tapi saya tetap coba mendaftar di Luar Negeri dan saya langsung daftar di University of Manchester (UoM), Universitas yang sekota dengan Manchester United, meskipun kata orang-orang sebenarnya orang Mancester sendiri adalah penggemar Manchester City. Jurusan yang saya ambil adalah Power Electrical Engineering, sesuai dengan background pendidikan S-1 saya. Eh, ternyata UoM merespon dan saya dikasih conditional letter, dimana condition-nya adalah nilai IELTS 6.5 atau yang ekivalen. Setelah mendapatkan surat tersebut saya jadi lebih semangat dan berpikir bahwa, sebenarnya tak sulit untuk melamar sekolah di Luar Negeri. Karenanya, saya kursus lagi, kali ini di tempat yang lebih baik, lebih kredibel dan pasti juga lebih mahal, tapi bukan yang paling mahal, tempatnya di Plaza Kuningan Jakarta.

Selama kursus, saya merasa sangat banyak hal yang harus diperbaiki untuk mendapatkan nilai IELTS 6.5. Saya mendapatkan feedback setiap kali menyetor tugas, dan karena itu saya lebih banyak menyediakan waktu untuk belajar, baik sebelum kursus maupun setelah pulang ke rumah. Sebelum bulan Desember 2012 berakhir, saya mendaftar untuk mengikuti tes IELTS, karena mengejar beasiswa Chevening yang tutup 31 Desember 2012. Dengan kurang yakin saya mengikuti ujian, takut kejadian nilai TOEFL yang jeblok, jadi saya agak deg-degan juga. Akan tetapi preparation selama hampir 3 bulan ternyata sangat berguna, saya medapatkan nilai diatas eksepektasi saya, nilai IELTS-nya 7, dimana semua nilai sub tesnya 7 kecuali reading yang 7.5. Kali ini saya mengganggap orang IELTS-nya yang terlalu baik :). Dengan nilai IELTS teresebut tiket conditional letter sudah saya dapatkan dari University of Manchester.

Setelah saya mendapatkan nilai IELTS, menjadi mudah untuk mendaftar dan mendapatkan unconditional letter dari tempat lain. Akan tetapi, mendapatkan sekolah hanya salah satu langkah, step selanjutnya adalah mendapatkan sponsor, dan biasanya sponsor akan lebih memilih yang terkait erat dengan bidang tugas. Karena itu saya mengajukan aplikasi ke Universitas lain yang menurut peringkat dunia cukup keren, hehehe, akan tetapi bukan yang paling bagus juga, akhirnya saya melamar ke Delft University, Belanda dan University of Edinburgh untuk program Sustainable Energy Technology, bidang yang sangat dekat dengan tempat kerja saya. Alhamdulillah semuanya menerima.

Setelah ditolak dibeberapa penyedia beasiswa seperti Chevening dan Erasmus Mundus, akhirnya saya mendapatkan beasiswa dari Kementerian Kominfo, dan oleh Kominfo diarahkan ke University of Edinburgh.

Memang mimpi saya belum jadi kenyataan, saya masih belum menonton MU langsung di Old Trafford, tapi saya sekarang sudah di Edinburgh, Scotlandia, hanya 3,5 jam naik kereta ke Kota Manchester dan segera mimpi itu jadi nyata Insya Allah.

Karena itu kawan, Jangan takut bermimpi…..

Edinburgh

11/09/13

BACA JUGA:

– Perjalanan ke Old Trafford

– I am Indonesian

– LAURISTON CASTLE, TAK Berubah Sejak 1926

– Perjalanan Ke Barat

 Oleh-Oleh Malaysia Bag. 1

– Oleh-Oleh Malaysia Bag.2

– Oleh-Oleh Palangkaraya

 Liburan Mamuju

– Oleh-Oleh Belitong

Published by taroada

Engineer | Manunited Fans | Indonesia | Edinburgh

9 thoughts on “MIMPI NONTON MANCHESTER UNITED

  1. Kak Amma’, kalau sudah di old trafford tolong foto berpose di tempat-tempat ini: – di bawah tulisan “Sir Matt Busby Way” (jl sir matt), – “Sir Alex Ferguson Way” (jl.sir alex), – Di bawah Holly Trinity Statue (Patung Best, Dennis Law, Charlton), di bawah patung Sir Alex Ferguson, dan foto berlatar stadion old trafford. Insya Allah akan saya print dan simpan di album foto sy. Mudah2an jadi inspirasi buat sy dan anak saya Sedja untuk ikuti langkah ta’, menonton langsung di Old Trafford.

    Like

  2. Waaah, tenniya pato luar biasa kak! Very inspiring! Sy tdk menyangka trxta sdh ada putra Kadidi yg telh mnginjkkan kakix d Eropa u studi dg dukungan beasiswa. Sy yakin dibalik semua itu ada perjuangan dan kerja yg keras. I salute what u have done kak. Inggris dan ngra2 britania adh mimpi sy, insya Allah, stlh graduation nnti sy akn menyusul mewakili putera Lautang Salo.

    Like

  3. Keren kak. Salute!!!
    2 org teman sy juga dapat beasiswa dari kemkominfo tp sepertinya tidak jadi berangkat krn terlambat mengajukan izin ke pimpinan. Sayang sekali…

    Salam kenal 🙂

    Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

The Daily Post

The Art and Craft of Blogging

WordPress.com News

The latest news on WordPress.com and the WordPress community.

Dwiki Setiyawan's Blog

Pencerah Langit Pikiran

Tofan Fadriansyah

Just another WordPress.com weblog

%d bloggers like this: