
5 November adalah pesta kembang api seantero Britania Raya, ada banyak kempang api di tempat-tempat umum. Di Edinburgh, digelar kembang api di stadion Meadowbank, harga karcisnya 6.5 pound, temanya adalah super hero. Namanya juga kembang api tentu tak bisa disembunyikan dari padangan banyak orang. Meski lebih seru menonton di stadion, tapi kembang api adalah public goods, jadi bisa dinikmati oleh semua orang dari jauh dan dari ketinggian. Atas dasar premis itulah saya dan beberapa teman sekelas memutuskan untuk melihat kembang api dari Arthur’s seat. Sebenarnya penyelenggara menonton grastis ini adalah International Student Center (ISC), sehingga kami berkumpul di ISC pada pukul 18.30, namun tak ada seorangpun pemandu dari ISC yang menampakkan diri, kami berlima (saya, Ben dan Maeriad dari Irlandia, Ricardo dari Mexico, Monica dari Jerman), berangkat dalam balutan pakaian dingin menuju Arthurs Seat.
Suhu udara Edinburgh sudah di 4oC, angin dinginnya menembus jaket, masuk ke tshirtku, masuk lagi ke baju dalam dan terakhir baju longjohn. Kami berjalan kaki ke Arthur’s Seat mengikuti petunjuk Ben, The Irish way, dan akhirnya tiba di tempat yang salah. Kami harus mengelilingi Arthur’s Seat untuk sampai ke view yang mengarah ke Stadion. Karena gagal dengan the irish way, kami coba the google way. Atas bantuan google kami sampai di bukit Arthur’s Seat lima menit sebelum pesta kembang api dimulai. Disana, ratusan orang berjaket menahan dingin untuk menikmati 20 menit pesta kembang api.
Saya sudah membawa tripod dan kamera DSLR. Ini bakal menjadi sejarah pertama kamera saya merekam kembang api. Secara teori, saya sudah belajar dari you tube, untuk merekam kembang api, pakai aperture 4 detik, bukaan f11 dan focus infinity. Dengan menahan dingin saya memasang tripod, dari kejauhan sudah mulai pemanasan kembang api. Monica dan Maeriad sedang mendiskusikan bagaimana menghitung jarak antara Meadowbank dengan tempat kami dengan pakai dasar kecepatan cahaya dari kembang api. Alumni Oxford dan Caltech ini sedang berusaha untuk mengaplikasikan ilmunya, saya hanya tersenyum, canggih-canggih nih.
Dan showpun dimulai, saya mulai merekam, ternyata focusnya salah, merekam lagi masih kabur. Alamak, angin di perbukitan ini tidak saja dingin dan membekukan tapi juga merusak acara belajar saya merekam kembang api.
Kembang apinya bagus dan banyak variasi, yang paling saya sukai adalah yang berpilin-pilin diangkasa. Sepanjang 20 menit itu, kami bergumam, wow, wow, it’s cool, it was amazing. Diakhir show kembang api warna-warni menutup pertunjukan malam itu. Kami turun dalam dingin dan beku, berpapasan dengan ratusan orang yang menyelimuti Arthu]s Seat. Dalam perjalanan pulang masih banyak kembang api dari warga setempat yang membahana di udara, saya tak mau lihat lagi, karena sudah lihat yang bagus banget, mirip-miriplah waktu jaman mahasiswa nggak mau makan ubi goreng kalau sudah makan coto, takut nikmatnya coto yang tadi ketutupan sama ubi goreng.
Kisah di balik Kembang Api
Saya sebenarnya penasaran ada apa dibalik pesta kembang api ini. Si Monika, yang memang pintar, cerita tentang Guy Fawkes yang menyerang Westminster dengan Gunpowder.
Kisah ini terjadi 1605, sudah 400 tahun yang lampau. Pada jaman itu pemerintahan dipegang oleh King James I seorang Protestan. Pada masa itu, muncul konspirasi dari Guy Fawkes dan kawan-kawan dari golongan Katolik untuk membunuh Raja dan menggantikannya dengan Princess Elizabeth Stuart yang masih berumur 9 tahun waktu itu. Rencananya mereka akan meledakkan gedung parlemen pada saat Raja yang menghadiri sidang parlemen. Malang bag Guy Fawkes, dia kedapatan oleh penjaga istana dengan barang bukti 900kg bubuk mesiu. Untuk ukuran sekarang, Guy Fawkes adalah seorang teroris. Dia kemudian digantung dan dipertontonkan kepada khalayak ramai.
Untuk mengingatkan bangsa Inggris terhadap peristiwa tersebut, pada tahun 1606 Raja dan parlemen untuk memperingatinya pada tanggal 5 November 1606. Sejak saat itu muncul lah slogan “remember, remember, the fifth November”. Rakyat inggris juga menyalakan kembang api untuk merayakan selamatnya Raja dari pembunuhan.
Dalam perjalanannya tradisi ini berubah menurut zaman, awalnya banyaknya symbol-simbol anti katolik yang digambarkan setiap peringatan 5 November, namun dengan semakin tolerannya masyarakat Inggris, peringatan 5 November di peringati sebagai Guy Fawkes day. Yang diingat adalah Guy Fawkes dan pemberontakannya. Dan akhirnya yang diingat hanya kembang apinya saja.
Bagi kami yang menumpang di Edinburgh, yang penting kembang apinya, seberapa indah dan bagus itulah yang lebih penting. Soal Guy Fawkes, itu mungkin masa lalu yang pahit bagi rakyat Inggris, sekarang mungkin banyak pula yang lupa siapa Guy Fawkes.
Salam dari Edinburgh
Sumber :
http://www.historytoday.com/david-prior/remember-remember-fifth-november
http://www.historytoday.com/david-prior/remember-remember-fifth-november