Manchester is Red

Kalau anda penggemar bola, anda sudah akan curiga duluan dengan judulnya. Pasti gak obyektif nih jalan ceritanya, pada ujung-ujungnya saya dianggap akan memuji-muji Manchester united sebagai penguasa Kota Manchester. Tenang saja, bagi anda penggemar Manchester City atau pembenci Manchester United ini bukan kisah tentang itu, meskipun nanti akan nyerempet juga, hehehe.

Ini cerita biasa tentang jalan-jalan saya ke Manchester bersama keluarga kecil ke Kota Manchester. Bagi saya, ini yang kedua kali ke Manchester, tapi bagi istri dan anak saya ini adalah pengalaman pertama mereka menginjakkan kaki di Kota di tengah Inggris ini. Perjalanan dari Edinburgh ke Manchester hanya 3.5 jam dengan kereta dari Waverley Station Edinburgh. Pindah kereta di Lancaster dan lanjut ke Manchester Piccadilly. Di Manchester kami menumpang di flat teman saya di Manchester yang baik hati, Thia, Maureen dan Tika. Thia merelakan kamarnya menjadi tempat menumpang kami, maklumlah sebagai pelajar dengan kantong yang cekak, tumpangan dirumah teman adalah penyelamat kantong yang menipis. Mereka juga harus rela mendengar teriakan, celotehan dan tangisan sibocah kecil Gawa yang moodnya seperti cuaca di Edinburgh ketika matahari mendekati summer solstice, sudut dekilnasi bumi terhadap matahari mendekati 23.45deg, meski kadang cerah namun bisa tiba-tiba mendung berangin dan hujan, begitulah kelakukan Gawa. Untuk hal ini saya harus berterima kasih sebanyak-banyaknya buat mereka.

Kami menginap dua malam di Manchester, namun hanya menghabiskan waktu setengah hari pertama dan seperempat hari kedua jalan-jalan disana, hari kedua kami ke Sheffield dan lanjut ke Edensor, sementara hari ketiga kami cabut dari Manchester dan menuju ke Liverpool. Kedua perjalanan ke kota tersebut akan saya ceritakan di lain seri.

Kami tiba di Manchester masih agak pagi, sekira pukul 11 siang, dijemput oleh Thia di Stasiun Piccadilly dan naik bis menuju flatnya yang berada di kawasan University of Manchester, tempat kuliahnya. University of Manchester adalah salah satu perguruan tinggi terbaik di dunia, peringkatnya selalu 50 besar dunia, kampusnya juga besar, seorang artis Indonesia idola anak muda kabarnya sekolah di Business School disana. Dibandingkan dengan tempat kuliahku di Edinburgh, bangunan di University of Manchester nampaknya lebih luas. Ceritanya University of Manchester ini gabungan dua buah university yang dilebur menjadi satu. Keduanya adalah University of Manchester Institute of Science and Technology (UMIST) yang berdiri tahun 1824 (karena itu lambangnya masih pakai 1824) dan The Victoria University of Manchester yang berdiri tahun 1851. Mereka bergabung ditahun 2004.

DSC_0348
University of Manchester is Red

Saya sebenarnya diterima bersekolah di kampus ini, dan inilah universitas pertama yang mau menerima saya bersekolah di UK. Namun karena saya pikir ongkos hidup di Manchester lebih mahal dari Edinburgh, maka saya pilih yang Edinburgh, tapi ternyata saya salah, ongkos hidup di Manchester lebih murah dari Edinburgh, karena Edinburgh adalah Kota Wisata. Seperti juga University of Edinburgh, University of Manchester punya banyak penerima nobel, macam Ernest Rhutherford, Niels Bohr, John Hicks, dan penerima terkahir tahun 2010 adalah Andre Geim dan Konstantin Novoselov. Total 25 orang penerima nobel yang terasosisasi dengan University of Manchester yang sebagian besar di bidang Fisika, Kimia dan Ekonomi.

Apa obyek wisata yang bisa didatangi di Manchester? Obyek paling terkenal ya Old Trafford stadium, kandang salah satu klub terbaik di dunia, terbaik di Eropa versi saya, terbaik kedua didunia setelah PSM Makassar. Setelah beristirahat sejenak dan menyimpan bagasi, kami menuju ke Stadion Old Trafford. Hari itu Old Trafford sedang ramai-ramainya, karena ada pertandingan antara Man United vs Norwich City. Supporter berbondong-bondong menuju stadion menyaksikan tim hebat bertadning di kandang. Saya jadinya berbaur dengan para supporter yang berfoto disekitar stadion. Obyek yang paling sering digunakan berfoto adalah patung trinity Manchester United. Ini adalah patung tiga pahlawan Manchester United yang membawa piala champion ke tanah inggris untuk pertama kalinya ditahun 1968, mereka adalah George Best, Denis Law dan Bobby Charlton. Waktu itu pelatihnya adalah Sir Matt Busby. Sampai saat ini Sir Bobby Charlton masih hidup dan sering nangkring di kursi VIP bersama Sir Alex Ferguson.

DSC_0420
United Trinity (Saya, Gawa dan Tul)

Obyek lainnya adalah patung Sir Alex Ferguson. Bos Manchester asal tanah Scotland ini memang pelatih jempolan, jumlah gelarnya berderet-deret, kalau ditotal jumlahnya adalah 28 tropy major selama 26 tahun masa kekuasaannya. Maka itu wajar kalau sosoknya diabadikan dalam patung dan juga bagian tribun penonton dinamakan Sir Alex Ferguson Stand.

DSC_0441
Bajunya Rooney ini Buatan Negara Tercinta, Made In Indonesia

Setelah berfoto, lihat-lihat souvenir, kami meninggalkan stadion sebelum pertandingan dimulai menuju ke stadion lain. Stadion ini tempatnya jauh dari mana-mana, kalau kesana harus naik perahu getek, terus naik ojek sejam dan dilanjutkan dengan jalan kaki, lokasinya dipinggir sawah dan dari dekat stadion kita bisa mendengar gembala menghalau kambingnya, itulah Stadion Tetangga,hehehe. Enggak ding, saya becanda.

Selain Manchetser United, ada lagi klub lain di Kota Manchester, namanya Manchester City, pasti baru denger kan namanya? Hehehe. Meski prestasinya tak sementereng Manchester United, Manchester City adalah salah satu klub dengan prestasi besar, dia sudah juara liga Inggris sebanyak empat kali, prestasinya sudah setaraf dengan Sheffield Wednesday dan Newcastle United, namun masih dibawah Sunderland (6 gelar) dan Ason Villa (7 gelar), apalagi Everton yang sudah mengantongi 9 gelar, hehehe.

DSC_0485
Etihad Stadium

But Arab money has changed many things sodara-sodara, klub semenjana ini telah berubah wujud menjadi monster yang menakutkan, pemain-pemain mahal dia datangkan dari luar negeri, dia beli pemain kayak beli gantungan kunci, tinggal sebut harga langsung diboyong. Berkat uang minyak dari tanah Arab, pemain-pemain luar tersebut akhirnya main dipekarangan City of Manchester, hingga kini hanya satu anak kompleks sana yang masih tercatat sebagai pemain Manchester City, itupun cadangan abadi Micah Richards. Para pemain Inggris juga hanya satu yang bermain regular yaitu Joe Hart. Terakhir tim Manchester City menjuarai liga Inggris tahun ini, mungkin ini bener-bener terakhir karena Manchester United akan kembali berkibar, hehehe.

Selain kota bola kota Manchester adalah kota industry dan bisnis. Kota Manchester adalah kota Metropolitan, salah satu yang terbesar di UK, lebih besar tentunya dari Kota tercinta Edinburgh. Jika di Edinburgh warna kulit tak banyak macamnya, maka di Manchester lebih banyak jenis manusianya. Nampaknya area terbuka hijaunya tak sebanyak di Edinburgh, itulah sebabnya Piccadilly Garden di pusat kota seperti kekecilan menampung warga yang bersantai, sampah agak berserakan dan overcrowded menurut saya, sangat berbeda dengan di Edinburgh. Kami sempat juga jalan-jalan berkeliling Piccadilly Garden dan National Footbal Museum.

Nah kenapa saya menyebut Manchester is Red, karena hampir semua bangunan di Manchester berwarna merah, baik rumah maupun university berwarna merah, warnanya senada dengan warna stadion Old Trafford, jadi kalo saya menyebut Manchester is Red cukup fair kan?, kalo nggak, iya ajalah, hehehe.

DSC_0346
Manchester is Red

Salam dari Manchester

26 April 2014

Published by taroada

Engineer | Manunited Fans | Indonesia | Edinburgh

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

The Daily Post

The Art and Craft of Blogging

WordPress.com News

The latest news on WordPress.com and the WordPress community.

Dwiki Setiyawan's Blog

Pencerah Langit Pikiran

Tofan Fadriansyah

Just another WordPress.com weblog

%d bloggers like this: